Minggu, 09 Desember 2012

Soal Remidi IPA

1. Jelaskan perbedaan gejala alam biotik dan abiotik !
2. Kelompokan gejala-gejala alam berikut (biotik, abiotik fisika, abiotik kimia)
    a. Es berubah menjadi cair
    b. Besi berkarat
    c. Lilin dinyalakan lewat sumbu
    d. Terjadinya angin topan
    e. Pohon mangga yang berbuah
3. Jelaskan perbedaan interferensi bunyi yang menguatkan dan yang melemahkan !
4. Jelaskan proses terjadinya efek rumah kaca !
5. Jelaskan perbedaan antara magma, lava, dan lahar dingin pada peristiwa letusan gunung berapi !

Kamis, 08 Maret 2012

Sampah Plastik Jadi Minyak

Tanggal : 03/06/2012

KOMPAS.com - Berawal dari keprihatinan pada sampah plastik yang sulit terurai, siswa SMK Negeri 3 Kimia Madiun mencoba mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Dari uji coba sejak tahun 2008 terciptalah ”minyak plastik” yang bisa digunakan sebagai bahan bakar lampu tempel, kompor, bahkan motor dan mobil.

Berbekal alat pembakaran dan penyulingan (plastic oil destilator) hasil rakitan sendiri yang dibuat dari tabung elpiji ukuran 3 kilogram, jenis plastik apa pun bisa diolah menjadi bahan bakar minyak. Saat ini yang diprioritaskan plastik dari tas keresek dan botol air kemasan. Ke depannya, direncanakan mengolah ban bekas.

Ide yang lahir dari salah seorang guru, Tri Handoko, itu rupanya efektif mengubah 1 kilogram plastik menjadi 1 liter bahan dasar minyak atau minyak mentah. Ketika diolah menjadi premium atau solar, hasilnya tinggal 0,8-0,9 liter. Kotoran yang melekat pada plastik berpengaruh pada kualitas minyak yang dihasilkan.

”Makin bagus plastiknya, makin bersih minyaknya. Kualitas paling bagus dari gelas air kemasan. Kalau tas keresek kurang jernih,” kata Sulistyono, siswa kelas XI Program Keahlian Kimia Industri.

Siswa yang telah diajari proses pengolahan sejak kelas X ini menjelaskan, dengan suhu 250-400 derajat celsius, proses pengolahan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Prosesnya, sampah plastik dibakar di dalam tabung gas, lalu disuling melalui pipa tembaga dan dijernihkan di tabung penadah uap (hidrokarbon). Uap ini lalu mengendap menjadi minyak yang digunakan sebagai bahan bakar.

”Kualitas minyak dari plastik ini lebih baik daripada minyak tanah. Nilai oktannya kira-kira 84-85. Namun, masih di bawah premium dan pertamax,” kata Sulistyono.

Bekerja sama dengan SMKN 1 Madiun yang telah merakit truk mini Esemka, para siswa telah mengujicobakan minyak plastik itu ke mesin sepeda motor dan mesin Toyota Kijang keluaran tahun 1980-an. Namun, rotation per minute-nya (RPM) naik turun sehingga masih harus disempurnakan.

”Masih tersendat-sendat di kecepatan rendah. Namun, kalau gasnya digeber, lancar. Setelah dicek, emisi gas buangnya didominasi oksigen,” kata Nur Wakhid, siswa kelas XII Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1 Madiun, sambil menggeber mesin sepeda motor seusai diujicoba Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Sabtu (18/2), di Madiun.

Pembangunan Pendidikan 2012 Tingkatkan Akses dan Pemerataan

Jakarta --- Pemerintah memprioritaskan pembangunan pendidikan 2012 untuk meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan yang bermutu dan terjangkau. Kebijakan ini ditempuh untuk semua jenjang pendidikan baik pada jalur formal maupun nonformal.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyampaikan, anggaran fungsi pendidikan 2012 direncanakan Rp 286,6 triliun atau 20,2 persen dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN), sedangkan anggaran Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) direncanakan Rp 57,8 triliun. "Pendidikan bagi pemerintah, bagi Presiden, sangat khusus maka harus diberikan perhatian khusus," katanya dalam keterangan pers seusai menjadi pembina upacara pada Upacara Peringatan HUT Ke-66 RI di Kemdiknas, Jakarta, Rabu (17/08).

Hadir pada acara Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Sekretaris Jenderal Kemdiknas Ainun Na'im, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas Khairil Anwar Notodiputro, serta sejumlah pejabat eselon I dan II lingkup Kemdiknas.

Menteri Nuh memastikan porsi terbesar alokasi anggaran pendidikan 2012 adalah untuk penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak Rp 23,6 triliun bagi seluruh siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Anggaran BOS mengalami kenaikan sebanyak Rp 6,8 triliun atau 40,5 persen dari pagu APBN-P tahun ini.

"BOS yang sekarang satuan unit cost-nya masih mencakup antara 60-70 persen dari biaya operasional. Karena itu, di BOS 2012 itu dicover 100 persen dari sisi operasional, tetapi bukan berarti meniadakan BOS daerah, sehingga biaya operasional dan pendampingan daerah memperkuat basis peningkatan kualitasnya," katanya.

Dalam sambutannya, Menteri Nuh menyampaikan, salah satu esensi dari proklamasi kemerdekaan adalah kesiapan diri untuk mengelola seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Mendiknas, kesiapan diri tersebut meliputi kesiapan dalam aspek mentalitas, sikap, pandangan, dan kemampuan, serta keterampilan teknis.

"Di sinilah pentingnya pendidikan yang mampu mengeksplorasi seluruh potensi yang kita miliki, baik potensi manusiawi, potensi budaya, maupun potensi alamnya. Dalam kerangka itulah pendidikan yang berbasis karakter bangsa kita canangkan," kata Menteri Nuh.

Pada bagian lain sambutannya, Mendiknas mengatakan, Kemdiknas terus menerus meningkatkan akses, kualitas, dan keterjaminan pendidikan. Hal ini dilakukan mulai jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. "Harus kita pastikan bahwa semua anak bangsa bisa menikmati pendidikan, khususnya pendidikan dasar, dan semakin terbuka kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,"

Mendiknas menjelaskan, selain untuk BOS, alokasi anggaran pendidikan lainnya adalah untuk menyediakan dana tunjangan profesi guru pegawai negeri sipil daerah (PNSD) sebanyak Rp. 30,6 triliun atau naik Rp. 12,1 triliun (65 persen) dari APBN-P 2011, menyediakan dana tunjangan tambahan  penghasilan guru PNSD yang belum memperoleh tunjangan profesi guru Rp. 2,9 triliun, rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang tidak layak, dan penyediaan beasiswa siswa miskin pada semua jenjang pendidikan.

Mendiknas menyebutkan, beasiswa yang diberikan meliputi beasiswa untuk jenjang pendidikan dasar SD dan SMP yang lebih khusus, dan Bidik Misi. Pada jenjang SD dan SMP, pemerintah ingin memastikan siswa yang sudah mendapatkan beasiswa SD, akan mendapatkan beasiswa juga di SMP. "Untuk itu, kata dia, harus dibuat jenjang kepastian karena yang tidak melanjutkan ke SMP itu dari keluarga tidak mampu. Sistem pemberian beasiswa di SMP ada modifikasi," katanya.

Mendiknas menyebutkan, kuota beasiswa Bidik Misi tahun ini sebanyak 20 ribu beasiswa. Kemudian, melalui APBN-P 2011 mendapat tambahan sepuluh ribu beasiswa lagi, sehingga totalnya menjadi 30 ribu beasiswa. Pada tahun 2012 minimal disiapkan 30 ribu beasiswa. "Naik 50 persen," katanya. Diperkirakan, total penerima beasiswa Bidik Misi empat tahun ke depan mencapai 120 -150 ribu mahasiswa.

Sementara untuk pembangunan gedung dan sarana fisik, harus ada penuntasan secara masif. Dengan restrukturisasi anggaran dan efisiensi, Mendiknas yakin perbaikan sarana fisik bisa dilakukan. "Sebelum 2014 bisa kita rampungkan."

Mendiknas mengatakan, sumber dana untuk perbaikan tersebut berasal dari dana alokasi khusus (DAK). DAK yang ada saat ini, kata Mendiknas, mencapai 10 triliun. Dengan tambahan anggaran 10-15 triliun, perbaikan SD dan SMP bisa dituntaskan. "Kita desain tidak hanya tambal sulam bangunan kelas. Kalau jumlah kelas rusak lebih banyak, akan bangun sekolah baru, dengan desain baru, sehingga siswa lebih nyaman belajar," tuturnya.

Sekolah baru itu pun akan dilengkapi perpustakaan dan laboratorium. "Satu paket sedang kami persiapkan," ucap Mendiknas.

Peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan juga menjadi fokus anggaran 2012. Dari total anggaran pendidikan 2012, sebesar Rp 286,6 triliun, atau 20,2 persen dari total APBN, dimanfaatkan untuk BOS,  tunjangan profesi guru, rehabilitasi sarana fisik, dan beasiswa. "Kami ingin melakukan perbaikan melalui penguatan manajemen sekolah," katanya.(agung/aline)

Sumber : www.kominfo.go.id